Canoa Club Legnago A.S.D.

Precedente
Successivo

Wakil Grand Syaikh Universitas Al-Azhar Temui Menag, Bahas Penguatan Kerja Sama Pendidikan

Share This Post

Condividi su facebook
Condividi su linkedin
Condividi su twitter
Condividi su email

Wakil Grand Syaikh Universitas Al-Azhar Temui Menag, Bahas Penguatan Kerja Sama Pendidikan

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terima lawatan Wakil Grand Syaikh Kampus Al-Azhar Mesir, Mohamed Ad-Duweiny d Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa 25 Juni 2024.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terima lawatan Wakil Grand Syaikh Kampus Al-Azhar Mesir, Mohamed Ad-Duweiny d Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa 25 Juni 2024.

Ikut datang dalam tatap muka itu, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kemenag Ahmad Zainul Hamdi, Duta Besar Mesir untuk Indonesia Yasser Elshemy, Penasehat Grand Syaikh Al-Azhar masalah Mahasiswa Internasional Nahla Soidy, Direktur Jenderal Instansi Ulama Senior Al Azhar Mesir Mahmoud Sedki Hassan, Petinggi Peranan KBRI Kairo Karunia Aming Lasim, Atdikbud KBRI Kairo Abdul Muta’ali, dan Kepala Media Al-Azhar Hussam Syakir.

Dalam peluang itu, Mohamed Ad-Duweiny minta supaya penyeleksian registrasi calon mahasiswa dari Indonesia, terutama yang memiliki ijazah non-Muadalah, dapat semuanya dipusatkan lewat Kementerian Agama dengan standarisasi kelulusan yang diputuskan oleh Markaz Tahwir Kampus Al-Azhar.

Ini dibutuhkan untuk menghindar dari pelaku tertentu yang memberangkatkan calon mahasiswa tetapi belum sempat dipastikan pantas diterima sama sesuai standarisasi Markaz Tahwir Kampus Al-Azhar.

“Pusat peningkatan pendidikan di Al-Azhar itu kunjungi salah satu ialah Markaz Tahwir sebagai standard dapat diterima atau mungkin tidak seorang calon mahasiswa ke Kampus Al-Azhar. Markaz Tahwir dipersiapkan buat mereka dapat mendapatkan pendidikan Bahasa Arab yang cukup sebagai perbekalan untuk mereka dapat meneruskan pendidikannya di Al-Azhar,” katanya dalam info yang d ikutip Kamis (27/6/2024).

Ia mengharap, semua calon mahasiwa yang diberangkatkan ke Al-Azhar Mesir dengan ijazahnya non-Muadalah harus mendapatkan akreditasi dari Kemenag RI dan Kedutaan Mesir di Jakarta.

Mohamed Ad-Duweiny memperjelas, calon mahasiswa yang ijazahnya tidak memiliki akreditasi dari Kemenag RI dan Kedutaan Mesir di Jakarta karena itu dipandang tidak pantas.

“Kami ingin sekali pastikan jika mahasiswa-mahasiswa yang tiba dari Indonesia lewat lajur yang resmi. Kami ingin pastikan setiap mahasiswa Indonesia yang tiba pada kondisi percaya diterima dan mereka memiliki validitas,” terangnya.

Berikan Animo
Sementara, Menag Yaqut menghargai cara dan ide Kampus Al-Azhar, terlebih bila nanti penyeleksian yang dilakukan bisa dilaksanakan dengan online.

“Kita mengetahui ketertarikan beberapa anak Indonesia untuk kuliah di Al-Azhar itu sangat sangat tinggi. Peluang untuk dilaksanakan dengan online itu menarik, karena pasti ini sangat mempermudah beberapa anak Indonesia untuk terhubung pendidikan di Al-Azhar,” katanya.

Menurut Yaqut, faksinya memiliki komitmen untuk mengulas kerja sama akseptasi mahasiswa ini lebih detil dengan mengirim delegasi khusus dari Kemenag ke Kampus Al-Azhar Mesir.

“Al-Azhar memiliki jasa yang sangat spesial untuk Indonesia. Beberapa tokoh besar banyak lahir dari Al-Azhar. Kami akan sangat serius untuk mengolah ini secara betul,” ujarnya.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Do You Want To Boost Your Business?

drop us a line and keep in touch